Penyemangat diri kadang tidak selalu bisa dimunculkan dari dalam diri sendiri. Butuh sesuatu dari luar untuk kembali membangkitkan semangat itu. Salah satunya dengan yel - yel alias lagu. Ya, seperti filosofi yang mendasari terlahirnya yel - yel. Oleh Apache, seorang pemimpin pejuang yang telah mendapati anggotanya kehilangan semangat untuk memperjuangkan kemerdekaan mereka. Namun si Apache ini meunjukan kepemimpinannya dengan teriakan - teriakan yang penuh semangat, yel - yel, dan akhirnya diikuti oleh semua anggotanya. Dan semangat perjuangan mereka kembali tumbuh.
Sewaktu saya mengikuti diklat kesemaptaan prajabatan PT. PLN di pusdikpassus batu jajar juga diberi beberapa lagu sebagai penyemengat. Lagu tersebut selalu dinyanyikan disetiap melakukan perpindahan dari tempat satu ke tempat yang lain. Dengan tetap berbaris rapi lagu pun serta - merta dikumandangkan. Lagu sebagai penghilang lelah yang mungkin mulai terasa. Tekanan - tekanan disetiap lirik dengan serempak satu suara membuat adrenalin kian terpacu, memacu semangat yang sebelumnya akan mengendur.
Ini beberapa lagu yang diberikan oleh pelatih - pelatih di sekolah Para pusdikpassus batu jajar :

 #1
LANGKAH PANJANG

Hei langkah panjang, hari ini hari luar biasa.
Hei langkah panjang, suara kami melayang di udara.
Hei mari - mari semua, mari berlari dengan langkah yang panjang
Itulah siswa PLN angkatan 37

#2
LIKA - LIKU

Lika - liku lika - liku laki - laki
jalan yang dilalui 2x
Pahlawanku pahlawanku pahlawanku
dikau gagah berani 2x
Meskipun sakit tak dirasakan
Hutan dan gunung bukan rintangan
Terus maju demi satu tujuan Kemerdekaan

#3
PLN ANGKATAN 37

PLN angkatan 37
datang dengan semangat yang baru (untuk maju)
berbeda tetapi tetap satu (tetap satu)
siap mengabdi untuk Indonesia ku
PLN angkatan 37
    O belajar sama - sama
    O berlatih sama - sama
    ditempa pun sudah biasa
    O bersatu kita teguh
    O bercerai kita runtuh
    PLN angkatan 37
        -arr by Yeriko

#4
DERAP LANGKAH

Derap langkah nan gagah perkasa
seirama dan satu suara
sambil bernyanyi lagu hura - hura
itulah langkah pemimpin PLN
 Ayun kakimu kiri dan kanan
 Atur langkah jaga kerapian
 Jangan sampai merusak barisan
 Banjar dan saf nya harus diluruskan 2x

#5
PENYAMARAN

Kuambil rumput di ladang
kujadikan penyamaran
wajah tampah ku ubah menjadi setan
agar tak mudah dikenal
 Bergerak bertempur
 PLN pantang mundur
 Tidak usah dengan peluru berhambur
 Cukup dengan ujung sangkur.

#6
PLN GAGAH PERKASA

PLN gagah perkasa
menuju ke batujajar
dengan harapan di dadanya
menjadi peemimpin PLN
 PLN gagah perkasa
 berlatih di batujajar
 dengan harapan di dadanya
 dibina serta ditempa
Berlatih tiap hari
melompat kanan kiri
dengan penuh semangat membara
Belajar dengan tekun
memohon pada Tuhan
agar jadi pemimpin PLN 2x

#7
LONGMARCH

Longmarch adalah jalan jauh (jalan jauh)
yang harus kita tempuh
dengan semangat satria
Naik gunung turun gunung
tiada mengenal lelah
Kaki bengkak sepatu di pundak
krongkongan haus dahaga
perut lapar badan gemetar
tetapi tetap kutahan
Siap tunggu perintah

#8
OTTO BEMO

Otto bemo, otto bemo
beroda toga (beroda tiga)
tepat berhenti (tepat berhenti)
di tengah - tengah kota
 Panggil nona panggil nona
 naik kereta (naik kereta)
 nona bilang (nona bilang)
 tidak punya uang
 jalan kaki saja.

#9
PAHLAWAN MUDA

Selamat datang pahlawan muda
lama nian kami rindukan kamu
bertahun - tahun bercerai mata
kini kita dapat berjumpa pula
 Dengarkan suara gegap gempita
 mengiringi derap langkah PLN
 hilangkan rindu pada ibumu
 selamat datang di kopassus

#10
LONG WAY

It's a long way siswa PLN
It's a long way to go
It's a long way siswa PLN
goodbye my lovely one
It's a long long way siswa PLN, It's a long way to go 2x

#11
BATU JAJAR TAK AKAN KULUPA

Batu jajar tak akan kulupa
tempat kita berlatih bersama
siang malam selalu ditempa
tuk menjadi pemimpin PLN
tuk menjadi pemimpin P-L-N
 itulah harapan bangsa dan negara
 menjadi pemimpin PLN

Itu beberapa lagu penyemangat yang selalu dikumandangkan disetiap perpindahan di pusdikpassus batu jajar yang bisa saya catat. Dengan beberapa bait kata itulah seringkali rasa lelah yang muncul bisa diredakan. Apalagi saya menyanyikan lagu itu bersama teman - teman satu angkatan, dan mereka semua sangat bersemangat. Hal itulah yang membuat saya harus semangat seperti mereka. Untuk diri saya sendiri, keluarga, instansi yang akan saya salurkan tenaga dan pikiran saya-PLN-, serta untuk bengsa dan negara Indonesia ku ini.

Salah satu perusahaan terbesar yang ada di dunia adalah Perusahaan Listrik Negara alias PLN. Perusahaan BUMN ini menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia. Sebagai perusahaan terbesar salah satunya karena mempunyai pelanggan yang banyak. Pelanggan PT. PLN sekarang ini sudah lebih sari 50 juta dan itu bukanlah jumlah yang sedikit. Dan untuk mencapai kepuasan seluruh pelanggannya tersebut sangat diperlukan usaha yang sangat keras. Bukan hanya sekedar bekerja tapi mengabdi.
Begitulah sedikit gambaran yang saya dapat dari orang - orang yang terlebih dahulu mengabdi bersama PLN untuk negeri ini. Hampir keseluruhan dari mereka, baik yang menjadi pemateri maupun yang tidak menyatakan keberadaan mereka dalam PLN tidaklah hanya karena sebuah pekerjaan semata, ada sesuatu yang lebih dari itu. Bagi mereka bisa bekerja dalam lingkungan PLN berusaha menyediakan penyedian listrik ke seluruh penjuru nusantara ini ada suatu kebanggaan. Ada kenikmatan non material yang sangat memuaskan.

Calon Pegawai PLN Angkatan 37 at Udiklat Suralaya

Berikut adalah lirik dari Mars PLN yang baru - baru ini mulai digencarka pada seluruh insan PLN di dalam korporat tersebut :

Mars PLN

PLN abdi masyarakat
bekerja dengan penuh tanggungjawab
menyediakan listrik keseluruh pelosok tanah air
serta layani kebutuhan kota dan pedesaan
Sebagai agen pembangunan
tingkatkan kesejahteraan rakyat
serta tingkatkan kemakmuran secara adil dan merata
untuk mendorong memajukan bangsa Indonesia
    Mari tingkatkan semangat kebersamaan
    keterbukaan disertai keunggulan
    Menuju PLN maju modern mandiri
    Menuju PLN maju modern mandiri
    Maju dan jaya majulah hai bangsaku
    Maju dan jaya majulah negeriku
Majulah PLN untuk selamanya
Jayalah PLN untuk selamanya

Perusahaan listrik negara ini berusaha untuk melistriki seluruh pelosok Indonesia. Wilayah negeri ini dapat teraliri listrik 100%. Dengan seluruh warga di wilayah Indonesia ini medapat aliran energi listrik akan berdampak pada meningkatkan taraf kemakmuran mereka. Jikalau seluruh penduduk negeri ini menggunakan pemanfaatan energi listrik oleh PLN ini, maka subsidi listrik yang diberikan oleh pemerintah dapat dirasakan oleh seluruh warga negara Indonesia.
LIstrik dapat menjangkau seluruh wilayah dari Sabang hingga Merauke. Negeri ini akan meningkat kemakmurannya. Tak hanya meningkat tapi juga merata keseluruh bagian nusantara tak peduli itu di pelosok negeri surgawi dunia ini. Meningkatnya kemakmuran masyarakan akan memajukan bangsa ini. Menjadikan negeri ini bangsa yang makmur merata di seluruh penjuru, maju secara modern dan global serta mandiri. Indonesia maju, modern dan mandiri.

Perusahaan listrik negara alias PLN. Merupakan sebuah perusahaan yang menjadi satu - satunya pelayan kebutuhan listrik di Indonesia, PT. PLN (Persero). PLN menggawangi untuk memberikan pelayanan energi listrik ke seluruh penjuru negeri ini. Sesuai dengan motto perusahaan ini, electricity for a better life. Pada tanggal 27 Oktober lalu baru saja melangsungkan perayaan hari jadi PLN ke -68.


Pada akhir tahun 2013 ini PT. PLN melakukan rekrutmen pegawai yang cukup banyak. Untuk angkatan 36 ada lebih dari 200 orang. Angkatan 36 tersebut belum selesai melaksanakan pendidikan serta pelatihan, siswa prajabatan angkatan 37 sudah menyusul melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Begitu juga untuk atasan 38 dan nantinya akan menyusul angkatan 39 di awal bulan Desember. Dan dari masing - masing angkatan tersebut ada lebih dari 200 orang calon pegawai PT. PLN yang berhasil lolos seleksi rekrutmen untuk menjalani pendidikan dan pelatihan untuk selanjutnya menjadi pegawai PT. PLN (Persero).
Gencarnya rekrutmen yang dilakukan PLN diakhir tahun 2013 ini merupakan suatu program untuk memenuhi kebutuhan pegawai mulai dari 2014. Karena mulai dari tahun tersebut mulai terjadi kekosongan pegawai akibat banyak pegawai PLN yang harus pensiun dan memasuki masa pensiun untuk satu hingga dua tahun berikutnya. Untuk itulah PT. PLN melakukan rekrutmen besar - besaran untuk mengisi kekosongan pegawai tersebut. Apalagi PLN terkenal sebagai perusahaan BUMN yang besar dengan memiliki jumlah pegawai terbanyak di Indonesia. Jumlah pegawainya hingga akhir tahun 2013 ini sudah lebih dari 42 ribu pegawai.
Di samping kebutuhan akan pegawai, rekrutmen besar - besaran tersebut juga dalam rangka pemenuhan target produksi listrik. Target tambahan produksi listrik sebesar 60.000 MW untuk sepuluh tahun ke depan merupakan tantangan besar untuk para calaon pegawai yang lolos dan sekarang sedang melaksanakan tahapan pendidikan dan pelatihan. Dari generasi sebelumnya menghasilkan 60 000 MW untuk waktu yang beberapa hari lalu genap 68 tahun, kini harus dikejar oleh calon pegawai baru untuk sepuluh tahun ke depan.
Selain keaandalan untuk pelayanan energi listrik daerah Jawa, Bali dan Sumatra, kini PLN mengacu pelayanan kebutuhan energi listrik untuk wilayah Indonesia Timur. Untuk daerah pada wilayah Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT hingga Papua hingga selanjutnya seluruh penjuru Indonesia, nusantara ini, akan terjamah dan bisa menikmati listrik, Listrik Unktuk Kehidupan Yang Lebih Baik.

Kocehan menggelora di sana - sini.
Hiruk - pikuk mereka silih - berganti. Seakan tak kenal dengan apa yang dinamakan lelah.
Mengomel saja.
Tak peduli yang lain juga ikut mengeluarkan koceh masing - masing.
Semakin dicermati semakin ricuh gabungan suara mereka.
Entah apa yang masing - masing dari mereka perdebatkan.
Semuanya mengacu pada sifat kemanusiawian, dimana frekuensi suara yang mereka gunakan sama pada range untuk manusia.

Angin seketika berhembus menebarkan dedaunan kering yang sudah terlebih dahulu diacuhkan oleh tiap - tiap ranting berbeban.
Daun itu sudah kering.
Tak lagi banyak mencuri perhatian sekitar. Tak lagi menghijaukan mata dan menenteramkan gengsi.
Sudah kering menguning, bak sampah lebih tepatnya.

Sinar matahari memantul lewat keramik - keramik putih lantai tempat dimana berdiri.
Menyilaukan mata yang sebenarnya sudah terlalu sering silau dengan keduniawian yang tak kenal puas tapi fana.
Hangat pun tak lagi menjadi ukuran keberpihakan matahari pada mereka yang diklaim sebagai khalifah muka bumi.
Kenyamanan yang diharapkan itu terkadang menyengat membakar seluruh penutup kulit ari, lebam.
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

Anak sekolahan. Kalau ngobrolin tentang anak sekolahan, pasti tidak bisa lepas dari yang namanya ujian. Tiap - tiap jenjang pendidikan yang anak sekolahan tempuh bakalan harus ikut yang namananya ujian. Entah bagaimanapun ujian itu dinamakan. Dan setiap ujian di tiap -tiap tingkat jenjang pendidikan selalu memberi kesan menegangkan buat anak sekolahan, siapa pun itu. Tidak bisa dipungkiri.
Kayak anak sekolahan yang masih sekolah di SD alias sekolah dasar. Mereka yang masih dini saja harus sudah menempuh yang namanya ujian. Ujian yang menentukan kelanjutan sekolahnya ke depan. Dalam usia yang masih sebegitu dini diharuskan memegang tanggung jawab atas kelanjutan didrinya sendiri. Mereka harus menempun ujian nasional yang menentukan kelulusan mereka dari sekolah dasar untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi, SMP alias sekolah menengah pertama. Ujian yang juga menentukan kelanjutnya untuk menempuh pendidikan di sekolah menengah atas. Sekolah yang diidam - idamkan oleh anak sekolahan. Banyak orang yang bilang masa paling indah anak sekolahan itu pas jaman SMA. Dan anak sekolahan di sekolah menengah atas juga harus ikut ujian. Ujian selama tiga hari yang menegangkan dan menentukan, itu dulu pas jaman saya masih duduk di sekolah menengah atas. Namun sekarang harus dilaksanakan selama lima hari karena mata pelajaran yang harus di tempuh kini bertambah. Tentunya beban yang ditanggung oleh mereka anak sekolahan jugan semakin menumpuk.

Saya tidak biasa menulis dari. Terlebih tulisan saya terkenal buruk. Ya buruk, belum saja dari segi isinya, bagi mereka yang baru melihat tulisan saya mungkin akan langsung tidak punya minat untuk membaca lagi. Tulisan saya dulu sering mendapat julukan ceker ayam alias jelek banget. Itu salah satu hal yang buat saya jadi kurang minat menulis waktu kecil. Walaupun begitu saya tetap corat - coret pada buku saya dan jelek seperti biasa.
Tapi ada hal yang menarik saat saya kecil dulu. Sewaktu di sekolah dasar saya sangat terkenal dengan tulisan ceker ayam. Bahkan julukan ceker ayam itu saya peroleh dari guru saya, saat itu pas saya kelas enam SD. Tapi siapa sangka, saat catur wulan akhir kelas lima SD saya ditunjuk untuk mengikuti lomba mata pelajaran tingkat kecamatan untuk mewakili sekolahan saya. Saya ditunjuk untuk mewakili sekolah untuk mata pelajaran bahasa indonesia. Wow banget.
Tulisan ala ceker ayam, maju lomba mata pelajaran bahasa indonesia, sudah pasti kecil banget kemungkinan menangnya. Tapi begitulah hidup, semuanya punya cerita masing - masing yang harus dituliskan agar semua yang telah terlewati dapat terkenang dan bisa memberikan pelajaran seseorang lain untuk lebih baik. Saya menang. Saya peringkat pertama untuk tingkat kecamatan dan berhak serta wajib memersiapkan diri untuk maju ke tingkat kabupaten, dengan tipe lomba yang berbeda namun masih satu mata pelajaran, bahasa indonesia.
Setelah lomba saya dapat makan sate gratis dari guru SD kelas lima saya. Untuk lomba di kabupaten akan diadakan saat saya sudah kelas enam SD. Jadi masih cukup waktu untuk saya melakukan persiapan - persiapan yang ada dengan konsep lomba yang berbeda dengan tingkat kecamatan. Di tingkat kecamatan, semuanya teori, cukup baca aja dan hafalan sedikit itu cukup buat ikut lomba, makanya saya cukup pede bisa menang kemarin itu. Namun di kabupaten berbeda, dari yang hanya menjawab soal - soal yang ada, kini harus mengarang sebuah tulisan dengan tema tertentu yang para juri tentukan dengan batasan minimal mencapai lima halaman kertas folio bergaris bolak - balik. Bayangkan! Tidak cuma sampai disitu, waktu mengarang dibatesin 2,5 jam. Dan setelah selesa mengarang, penderitaan berlanjut. Saya harus menceritakan apa yang saya tulis selama 2,5 jam pada 5 lembar kertas folio bergaris dalam waktu 15 menit dihadapan juri. Cukup kalian tahu, dari 20an kecamatan di kabupaten saya, hanya ada 9 kontestan perwakilan kecamatan, dan dari sembilan perwakilan itu yang lainnya cewek semua kecuali saya, cowok.
Saya peringkat sembilan. Peringkat juru kunci dari semua kontestan yang maju. Tapi saya tidak kecewa dengan hasil itu. Saya hanya ambil positifnya aja. Saya masih kurang banget dalam hal menulis. Dan saya harus belajar lebih keras buat bisa jadi lebih baik lagi. Dan satu hal lagi, dalam 2,5 jam yang menjenuhkan itu, saya berhasil mengarang cerita hingga batas minimal, lima halaman kertas folio bergaris bolak - balik. It's awesome, haha.

Belajar dari semua yang sudah saya lewatkan, kini saya kembali mencoba untuk mengulangi hal tersebut. Saya akan mencoba kembali  menulis sebuah tulisan untuk kuantitas yang cukup besar. Lebih besar dari tulisan yang harus saya karang dalam waktu 2,5 jam tersebut. Saya bisa membuat novel kayak penulis - penulis lain baik yang sudah memiliki nama dengan buku - buku terbitan mereka yang laku keras, atau pum mereka para penulis yang masih menunggu keberuntungan menghampiri mereka atau bahkan belum sempat untuk menerbitkan karya tulisan mereka. Semangat. Nekad aja. Jalanin.
Ini sedikit path rencana tulisan yang saya buat.

Saya tidak memiliki pengalaman untuk menulis dalam jumlah yang cukup banyak dengan alur yang terencana, serta tokoh - tokoh yang memang sudah dipersiapkan dengan karakter masing - masing. Pengalaman saya ya hanya pengalaman sewaktu kelas enam SD tersebut, berjibaku dengan 5 halaman folio terkurung dalam jam pasir selama 2,5 jam. Untuk itu saya mencoba menyiasati semua itu dengan membuat path kayak di atas. Saya tidak begitu tahu apakah langkah yang saya gunakan ini baik apa tidak, tapi saya mencoba hal di atas untuk memberi sedikit alur untuk saya menulis. Menulis, menulis, dan kembali menulis dan see soon.

"langit malam ini begitu damai, tapi sangat bertolak belakang dengan pikiran ku saat ini"

Hitam mulai berpikir keras untuk kelanjutan pendidikannya kemudian setelah bisa tamat dan lulus sekolah menengahnya. Dia sangat mengidamkan untuk bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mengemban tugas dengan status sebagai mahasiswa. Hitam juga menyadari untuk bisa kembali menempuh lanjutan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi membutuhkan kemampuan akademiknya serta masalah materil yang tidak bisa dikesampingkan dari kuliah. Dengan menjadi mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi, merupakan suatu pencapaian yang besar yang saat ini dapat ia lakukan.
Pencapaian besar pun disertai dengan kekhawatiran yang besar pula. Malam - malam setelah menjalani tiga hari yang menentukan, menjadi malam yang panjang bagi Hitam. Setiap malam ia bisa menikmati kelamnya malam hingga bisa menyaksikan mentari menyingsingkan horizon. Waktu yang menunjukan pukul 01.00 dini hari berasa seperti pada pukul 10.00 pada malam - malam biasanya. Suara - suara keramaian yang biasanya mengisi keributan malam yang ia lalui, kini serasa terbungkus oleh kesunyian yang mengakar hingga ke dalam lubuk hati. Hitam galau dengan pendaftaran kuliah.

" relativitas waktu semakin terasa, jam menunjukan 01.00 am tapi berasa 10.00 pm."

Teman - teman satu kelas Hitam sudah mulai menyiapkan berkas - berkas penting untuk disiapkan sebagai persyaratan pendaftaran, begitu pula yang dilakukan Hitam. Namun temannya sudah mulai bergegas beramai - ramai menuju kantor bank terdekat untuk melakukan pembayaran untuk biaya pendaftaran penerimaan mahasiswa baru suatu perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang cukup memiliki nama besar di Indonesia. Sudah banyak buku - buku panduan untuk latiahan ujian tulis penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi. Teman - temannya juga mulai ramai merencanakan keberangkatan mereka menuju kota dimana tempat perguruan tinggi tersebut berada. Kota dimana mereka akan melangsungkan ujian tulis untuk penerimaan mahasiswa baru yang diikuti.
Bagi Hitam hal tersebut masih belum terbesit sama sekali dalam benaknya. Hitam masih berkutat dengan kekacau galauannya dengan jurusan apa yang akan ia pilih kemudian. Hitam bingung dengan jurusan yang akan dipilih. Hal tersebut merupakan kali pertamanya, belum pernah mengalami sebelumnya, dan juga belum ada pengalaman tentang hal tersebutbahkan dari saudara kerabatnya. Hitam bukannya tak memiliki bayangan sama sekali dengan pilihan - pilihan jurusan yang ada. Namun keseluruhan pilihan yang Hitam minati selalu mengharuskan ia kaitkan dengan keadaan ekonomi dalam keluarganya. Dan itu menjadi batas akan ketidakterbatasan ilmu beserta segala luasnya wawasan dalam dunia ini.

" STAN, UGM, UI, ITB, Undip........"

" Fisika UNY, kedokteran UI, kelas kerjasama PLN - Polines,,,hufft"

Hitam pun melakuakn kegiatan pendaftaran yang teman - teman pada umumnya lakukan. Dengan beberapa uang yang ia miliki hasil dari pemberian orang tuanya, ia melakukan mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru beberapa perguruan tinggi yang menawarkan kemungkinan besar baginya. Keseluruhan kebingungan yang sebelumnya ia hadapi, Hitam sambut dengan keputusan - keputusan yang menurutnya bijak untuk menentukan piliha yang ada. Sejalan dengan keputusan yang diambil itulah, Hitam melakukan segalanya dengan niatan dengan penuh kesungguhan. Kesungguhan untuk mendapatkan hasil mungkin tidak sepenuhnya baik, namun dapat sesuai dengan apa yang ia butuhkna atas pilihan yang ia putuskan.

" keputusan sudah ditentukan, sikap kemudian yang menentukan...be action"

Baru aja jumat kemarin gua pergi bareng dua temen buat ngurusin kitab suci ke barat. Ya mirip kitab suci gitu alias laporan magang gue sama temen - temen setelah magang di ujung kulon sana. Magang di daerah industri Bojonegara, tepatnya di perusahaan industri yang ngeproduksiin listrik, PLTGU Cilegon. Gue sama temen - temen, kita bertujuh, tiga bulan magang di sana. Kita dapat tempat hidup baru, dapat ilmu baru, dapat pengalaman baru, dapt juga kenalan baru, dan beruntungnya gue sama temen - temen dapat keluarga baru di sana.
Kitab suci yang gue bawa kemarin itu ngga sedikit. Total semua berjumlah ada 17 eksemplar laporan magang alias PKL yang udah dijilid hardcover gitu. Ada tiga anak yang dirangkap tiga dan sisanya cuma dirangkap dua. Dan jumlah segitu bukan jumlah yang sedikit buat kita bawa jauh - jauh. Kebetulan temen gue, yang kebetulan dalam perjalanan ke barat itu jadi sopir, punya tas ransel gede, carrier gitu, jadi semua laporan kitab - kitab tadi gue masukin aja tuh dalem tas. Done, kitab sudah aman, karena tasnya juga difasilitasi sama jas pelindung anti hujan. Gue lupa foto itu tas sama isi - isinya.
Perjalanan ke barat ngga seketika langsung meluncur begitu aja. Gue sama temen yang jadi sopir harus ke Jogja dulu pas hari Kamisnya. Karena apa? Karena kita udah janjian sama mentor pas gue sama temen - temen magang di PLTGU itu ketemuan di Jogja. Karena apa lagi. kok harus ke Jogja? Karena pas gue ngabarin mentor gue, namanya Mulyadi, biasanya dipanggil pak Mul, mentor gue itu jawab kalo dia lagi ada acara di Jogja. So, kalo gue mau ke barat, ke cilegon buat minta coretan tanda tangan beliau bakalan sia - sia, dan cuma ngehabisin waktu, duit, sama tenaga gue. Jadi tuh akhirnya ketemuan di Jogja, minta tanda tangan, trus besoknya meluncur ke cilegon buat minta pengesahan dari Manajer PLTGU cilegon sekalian sama cap - capnya.
Gue jalan kamis pagi bareng temen gue yang saat itu berprofesi jadi sopir gue. Karena dia yang punya itu mobil dan gue ngga bisa nyetir. Tapi sumpah, gue punya niat gede biar bisa nyetir, cuma waktunya aja belum. Perjalanan ke Jogja itu udah diperkirain biar kita berdua sampai sana pas jam - jam istirahat siang, ba'da dhuhur lah. Dan pas, sesuai rencana, gue sama temen gue sampai jogja jam dua belasan. Gue coba telepon mentor, dan katanya bentar lagi dia bakalan istirahat. Pas banget timing kita buat kesana. Sambil nunggu gue sama temen gue sempetin dulu solat dhuhur di mushola pom bensin sekalian isi bensin yang  udah mepet. Habis itu meluncur arah malioboro, karena kata mentor gue beliau acaranya di deket sana, sebelahnya hotel Grand Zuri.
Cuss, kita meluncur langsung ke lokasi. Gak pake ngebut lagi karena udah deket. Nyetirnya sekarang pake mode safety riding. Pas baru setengah jalan hp gue kelap - kelip, maklum hp gue jadul plus error jadi kalo ada yang telepon ngga bakal ada nada deringnya cuma bercahaya aja layarnya. Mentor gue telepon, nanya gue udah sampe mana, kayaknya dia udah ngga sabar pengen ketemu kita. Ngga lama, gue liat tuh sosok mentor gue lagi nongkrong di bawah pohon yang ditanem di pot gede sekitaran trotoar jalan. Pantes banget dia kayak ngga sabaran pengen cepet - cepet ngelarin urusannya. Ketemu, ngobrol dikit, sodorin tuh punya kitab, dapet tanda tangan langsung aja deh kita cabut balik ke tempat asal buat nyiapin tenaga untuk perjalan jauh menuju ke barat.

Gue rencananya mau berangkat jumat pagi dari Semarang untuk perjalanan ke cilegon. Tapi akhirnya harus di delay siang sehabis solat jumat. Karena apa? Karena gue sama kawanan temen - temen gue musti ngisi absensi kampus dulu buat hari jumat. Dan lagi gue belum mintain uang saku sebagai ongkos perjalanan dari temen - temen yang nitip kitab - kitab punya mereka buat di tandatanganin ke cilegon. Maklum lagi, gue masih kere, anak kost pula, hidup masih nebeng - nebeng disini. Absen kelar, urusan duit buat bensin udah terkumpul semua, abis jumatan kita langsung capcus. Sopirnya masih temen gue yang bareng ke Jogja, Adi, biasanya dipanggil Tjack.
Dengan sedikit dan segala kemoloran - kemoloran yang terjadi tepat jam dua kita udah dalam perjalanan buat keluar dari kota semarang. Perjalanan keluar semarang masih aja rame jam - jam segitu. Untungnya gue punya sopir yang handal banget, jadi semuanya bisa teratasi. Setelah semarang terlewati kita harus menghadapi kerasnya jalanan pantura yang ngga mau tahu siapa yang berkendara masuk kawasan mereka. Masuk pantura udah pasti ibarat dianggap kalian udah dewasa buat masuk kawasan dengan plafon bercap 18+, alias kalian udah pasti siap untuk berkendara di jalanan pantura.
Dalam perjalanan kita mulai bingung. Karena apa? Karena rencana kita mau minta tanda tangan hari senin pagi. Jadi masih ada banyak waktu tersisa selama sabtu-minggu buat kita untuk ngehabisin waktu. Intinya kita harus udah ada di cilegon hari minggunya. Dan itu terserah kita mau ngelayab kemana, dan itu malah ngebuat kita jadi bingung. Kebetulan kita hanya bertiga pas ke barat, ditemenin sama temen satu kelas gue juga, Ius namanya. Jadi ribut banget tuh di jalan buat nentuin destinasi yang mau diluangin buat ngelewatin hari. Bingung, pusing, akhirnya kita mutusin buat main ke Bandung. Yaa, Bandung kita mluncur ke sana.
Sampe di cirebon kita ngambil jalan arah ke bandung. Kita masuk tol yang arah bandung. Ngga ada satu pun dari kita yang punya pengalaman buat ke bandung naik mobil sendiri. Jadi, jalan aja. Musti bener - bener perhatiin tiap kali ngelewati jalan yang ada tiang dengan plang warna ijo yang nunjukin arah destinasinya. Semua terlalui, dan udah masuk tuh di jalan yang tinggal elo pantengin aja tuh punya jalan dan lo bakalan sampe ke bandung. Udah sedikit lega, kita mampir makan dulu di warung lamongan pinggir jalan. Mantap perut kenyang, lanjut lagi perjalanan.
Here we are Bandung. Sampai juga di bandung. Jadi bingung lagi udah sampe sana mau ngapain dan mau kemana. Jam 1 dini hari sabtu, kita akhirnya berenti di depan area Trans Studi bandung. Sambil ngelempengin badan sekalian aja kita foto - foto di sana. Setelah puas buat foto - foto, kita ngelanjutin cari tempat yang kira - kira enak buat istirahat mata gue. Akhirnya kita parkir tuh mobil de depan sebuah Alfamart di pinggiran jalan arah Trans Studio, sekalian buat beli minum. Sopir biarin tidur, karena besok perjalanan masih panjang.


Tuh bro, belakang foto gue keliatan Trans Studionya. Yaa tapi gue cuma bisa foto di depannya aja. Ngga ada duit buat masuk ke sana. Paginya karena kita bingung mau kemana. Akhirnya diputuskan kita hanya mengunjungi beberapa tempat yang masih deket sekiran daerah itu. dan diputuskan kita bakalan mau ke jalan Dago, pengen liat aja. Habis itu langsung ke tempat berikutnya ke Gedung Sate. Kita sempetin foto - foto lagi di depan Gedung Sate, habis itu udah, kita melanjutkan tujuan utama kita untuk pergi ke cilegon.
Perjalanan ke cilegon kita dapat masalah lagi pas masuk jalan tol. Karena biasanya dulu pas magang cuma naik bis dan kita ngga mantengin tuh sopir masuknya tol mana aja. Yaudah, kita putusin cari bis - bis aja yang ngarah tujuannya ke Merak, itu pasti bakalan bener. Kita jalan aja, masuk tol, panteng terus gas pol, masuk tol lagi, dan keliatan juga plang ijo penunjuk jalan yang ngarahin ke cilegon. Perjalanan semakin aman dan membuatnya semakin jelas arah tujuannya. Setelah beberapa kali masuk tol, ambil kartu masuk tol bayar di keluaran tol akhirnya sampai juga kita di cilegon.
Destinasi selanjutnya diarahkan ke bengkel mobil. Oli si mobil diganti dulu biar adem. Kasian tuh mobil udah menemani kita muter - muter tanpa henti. Mobil udah oke, giliran perut kita yang harus dilayanin. Kita mampir di warung soto tempat dulu kita pernah makan pas magang di cilegon. Soto surabaya, soto ayam jadi pengganjal perut kita disana. Kemudian dilanjutkan menuju masjid deket daerah situ buat kita solat dhuhur sama sekalin buat kita tidur sebentar sambil nunggu salah satu pegawai PLTGU yang mau kita repotin buat ikut nginep di kontrakannya.
Sampe sore juga, habis maghrib kita langsung meluncur ke kontrakan temen pegawai. Di sana kita udah ditunggu. Meskipun kita cuma tiga bulan magang di cilegon dan dengan waktu singkat itu pula kita interaksi sama mereka, tapi mereka udah deket banget sama kita. Di sana udah berasa kayak rumah sendiri. Enak banget. Kalo mau makan tinggal aja masak mie instant sendiri, ya umum anak kost lah. Makan terjamin, minum oke, tidur sama mandi juga ngga keteter. Lengkap sudah. Trus ngga lama terjadi perubahan rencana, ternyata manajer perusahaan PLTGU cilegon, pak Djoko tidak di tempat buat hari seninnya. Jadi kita putuskan buat minta tandatangan hari selasa, trus langsung cabut pulang.
Malam berganti, esok pun tiba. Ibarat makan yang buat perut terasa kenyang, bakalan kembali lapar. Dan emang, ternyata udah siang, kita pada lupa belum sarapan. Beli sarapan dah kita, dan lagi ada para pegawai yang sudi banget kita repotin dan ngejamin hidup kita disana. Gue bakalan janji, suatu saat nanti kalo gue udah di tempat lain, dan ada sodara atau temen atau kerabat yang ikut nebeng kayak gitu nggak bakalan gue biarin dia ngga terjamin, gue kasih service semampu dan semaksimal yang gue bisa kasih.
Udah siangan dikit, ada kabar dari salah satu pegawai yang berangkat piket hari minggi itu. Katanya pak Djoko ada di site. Kebetulan banget, kalo hari ini udah bisa dapet tanda tangan beliau, bakalan menyingkat waktu kita di sana. Gue telepon aja langsung pak Djoko, dan beliau jawabnya oke - oke aja kalo mau ke site. Yaudah, dengan gegap gempita, cuci muka dikit, ganti baju, pake celana, gak lupa juga sepatu, kita langsung meluncur ke site, jam 2 siang waktu itu. Sampai sana, pak djoko masih di tempat. Langsung aja tuh kita masuk minta tandatangan beliau. Tanda tangan dapet plus sekalian sama cap alias stempel dari perusahaan sekalian. So, we'he done. Tujuan kita untuk pergi ke barat membawa kitab suci telah selesai. Tinggal merencanakan kepulangan kita dari cilegon untuk kembali ke timur.