Bukan Hujan Bulan Juni
06:37
Hujan
di bulan Februari yang kutahu berbeda dengan bulan - bulan yang lain.
Hujan bulan februari hanya ada di bulan ini saja, bulan kedua masehi.
Hujan kedua ini seperti biasanya, berangin, kencang dan membuat basah.
Tetes hujan di bulan ini lama, tidak begitu deras tak tampak nyata tapi
konsisten, lama, seperti layaknya aku yang peduli padamu. Sebagaimana
yang kamu tahu, tak tampak, yang jelas di matamu aku tidak pernah ada,
lama monoton dan berujung membosankan. Tapi tak apa, hujan bulan
februari tak begitu memedulikan pandanganmu itu, yang aku tahu pasti,
hujan kedua ini membasahi seluruh penjuru dan meresap lebih dalam.
Hujan
kedua ini bersama dengan angin yang cukup kencang. Sangat tak jarang
hujan ini akan membuat air tergenang cukup tinggi dan di atas rata -
rata di beberapa kota besar. Sejumlah acara yang sudah direncanakan
harus mundur pelaksanaannya bahkan dibatalkan karena beberapa alasan.
Dan hujan bulan kedua ini bukanlah masalah utama. Lalu, tak sedikit
orang yang kemudian menghujat hujan di bulan februari ini. Tapi, aku
tahu hujan ini tak memedulikan banyaknya gunjingan tentangnya itu. Aku
tahu bahwa misinya telah berhasil dengan terhamparnya titipan rahmat
Tuhan di muka bumi dan menghantarkan lantunan doa pada Tuhan. Dan
sepengetahuanku, masih banyak yang menikmati hujan dan melantunkan doa
disetiap tetesnya yang dihujat.
Dan
aku tahu benar, kalau hujan bulan ini begitu peduli pada ciptaan Tuhan
di muka bumi. Aku harap aku sedikit bersanding dengan hujan ini akan
peduli ku padamu, meski yang pasti kutahu benar, kau tak tahu itu.
Hujan bulan februari indah.
Di
antara hujan bulan februari ini, kamu begitu indah. Sebagaimana itu
tampak pada setiap bulan - bulan yang kulewati. Dan berbeda dengan mu.
Kamu terbawa pandangan umum tentang hujan bulan februari. Kamu
mengasingkanku sebagaimana orang - orang merasa terasing karena hujan
februari. Di matamu aku tak lebih dari orang yang hanya bisa membanjiri
diam dengan menggenangnya kesedihan. Bahkan untuk sedikit menghadirkan
rupamu dihadapanku pun suatu keharaman. Suaramu dari ujung sana hanya
dititipkan melalui operator provider jaringan, setelahnya tidak akan
bisa dihubungi.
Sebagaimana
kamu tahu, aku layaknya hujan di bulan februari yang kamu tahu, tak
banyak diharapkan olehmu. Dan aku tak begitu peduli dengan itu,
melainkan padamu. Banyak orang yang melontarkan hujatan saat hujan turun
di bulan ini, pun mengucap syukur setelahnya dan tiba - tiba amnesia
dengan hujatan akan hujan bulan februari. Dan aku berharap kamu bisa
mengerti dengan apa yang kamu tidak tahu tentang aku. Tapi kamu tidak
perlu khawatir dengan itu, aku peduli sebagaimana hujan di bulan
februari.
Dan
saat ini hujan bulan kedua masih meneteskan rintik hujannya. Menemani
aku yang duduk dengan beberapa carik kertas putih kosong tak bergaris
dan sebuah pulpen pilot berwarna hitam yang belum sempat kubuka
penutupnya. Menatap bahagia dengan sedikit senyum padamu yang juga
demikian tepat berada di depanku. Manis, damai, indah seperti hujan
bulan februari. Dan aku tahu kamu tahu semua itu. Terima kasih kamu.
0 comments