Writing Workshop Awesome Journey

12:18

Menjelajah negeri ini menikmati keanekaragaman hayati membawa kita pada suatu #awesomejourney yang memberikan kesan dan rasa tentram KEHATI. Perjalanan itu kemudian menguak segala hal hingga untuk sesuatu yang "brutal", mengajarkan banyak hal tentang bertahan hidup, pertemanan juga memaknai sebuah kebebasan. Under The Southern Stars, rasi bintang pari menunjukan kejelasan akan signal - signal metafora yang manusia dan semesta ini berikan. Membuat kita dapat memandang semua hal dari berbagai sisi dengan angle yang jelas dan memberikan rasa personal tanpa haus akan kepemilikan. Write, write and rewrite dengan nulisbuku.com



Setelah minggu pertama di Juni ini ku jejakan kaki di Puncak tertinggi Jawa Barat, minggu berikutnya aku ke Conclave. Tempat yang baru ku dengar namanya dan dalam pencarian lokasi di google maps hanya ada satu lokasi Conclave di Jakarta Selatan di jalan Wijaya (Tendean-Wijaya Intersection). Ada acara Writing Workshop The Awesome Journey yang diselenggarakan oleh nulisbuku.com bersama KEHATI. Acara kali ini merupakan jejak kehadiran pertamaku dari beberapa acara sebelumnya yang diselenggarakan oleh nulisbuku.com. Ada tiga narasumber yang akan mengisi selang dua jam-an dalam acara tersebut, dari KEHATI, Mbk Anida Dyah (@nidnod) seorang world traveler, designer dan penulis dari buku Under The Southern Stars (4500 Km - 30 Hari - 4 Petualang - 1 Benua) dan Mbk Feby Indirani (@Febyindirani) seorang jurnalis, news anchor suatu stasiun televisi dan penulis juga.



# 01 KEHATI

Aku ketinggalan ketika workshop dibuka oleh Bu Yatie dari KEHATI, Indonesian Biodiversity Conservation Trust Fund. Kurang perhitungan kemacetan jalanan kota metropolitan di Jawa sangat terasa dampaknya kemudian. Sehingga tidak begitu banyak yang bisa diceritakan dari apa yang diberikan. Tapi aku akan mereview dari beberapa potongan kertas dari KEHATI dan dari official website -nya sebagai referensi.


Kehadiran Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) sejak 12 Januari 1994 dimaksudkan untuk menghimpun dan mengelola sumberdaya yang selanjutnya disalurkan dalam bentuk dana hibah, fasilitasi, konsultasi dan berbagai fasilitas lain guna menunjang berbagai program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatannya secara adil dan berkelanjutan. Membahas KEHATI tak lepas dari nama Emil Salim yang sempat menjabat Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup yang membentuk organisasi non-pemerintah sebagai penampung dan pelaksana program keanekaragaman hayati ini.

Dalam pembahasannya kemudian, dengan adanya Biodiversity membawa manfaat yang luas bagi ekosistem dan juga kehidupan di dalamnya.  Ada empat dari sekian banyak manfaat yang dapat mewakili secara keseluruhan. PEKA. Pangan, Energi, Kesehatan dan Air. Program Birodiversity warriors merupakan ajang bagi mereka yang memiliki ketertarikan yang besar terhadap keanekaragaman hayati, ekosistem hingga spesies yang ada. KEHATI membuka kesempatan bagi mereka yang berusia 17 - 30 tahun untuk menjadi Biodiversity warriors. Informasi lebih lanjut bisa klik disini.





# 02 Anida Dyah Pratiwi


Bacpacker itu adalah the eyes and the ears of the world
Menarik sekali pembahasan perjalanan yang dilakukan oleh Mbk Anida (@nidnod). Perjalanan yang Ia lakukan dengan terlebih dahulu memutuskan untuk menanggalkan baju formal untuk bekerja kantoran untuk sejenak menikmati dunia. Keputusan mengambil career break bukanlah sebuah pilihan sekedar nekat berani mati, tapi lebih berani hidup untuk menimati semesta dan pembelajaran dari setiap konflik kehidupan.
Aku tertinggal beberapa slide yang dipresentasikan mbk Nidnod. Ada beberapa yang disampaikan akan arti sebuah perjalanan. Memandang backpacker bukan hanya sekedar kumpulan orang - orang  yang terlalu kumuh untuk melakukan haknya untuk dapat menikmati dunia dari setiap sisinya. Mbak Nidnod menyatakan bahwa backpacker sebagai mata dan telinga dari dunia. Bukan hanya sebuah mata yang hanya tertegun dengan berbagai pandangan yang berbeda akan dunia. Bukan telinga yang hanya sebatas mendengar kabar burung tanpa memastikan kebenarannya. Sebagai telinga yang mendengar sebagai cendekia dengan mata yang menyaksikan langsung dari berbagai sudut pandang sehingga akan menebarkan kearifan yang tumbuh dari suatu perjalanan. Dengan melakukan perjalanan akan menemukan hal baru dan hal yang menarik yang tidak pernah didapati sebelumnya. Bahkan hal - hal yang tak sempat sebelumnya terbayangkan. Perjalanan membawa seseorang untuk belajar menyikapi konflik yang tumbuh disetiap pendapat dan prasangka yang muncul dari dirinya. Sehingga suatu kepedulian akan alam, semesta dan diri sendiri pun serta tumbuh. Menikmati setiap detik yang berlalu. Melihat sesuatu lebih dekat.
Memutuskan untuk berhenti bekerja - tidak ada yang salah dengan pekerjaannya dan bidangnya juga disukai - karena suatu permasalahan kehidupan telah pada puncak kejenuhan sehingga memutuskan untuk break bukanlah hal yang bisa dibandingakan dengan memilih roti isi rasa keju atau coklat. Break yang dilakukan untuk menikmati dunia.
Anida Dyah Pratiwi, @nidnod akun twitternya, adalah seorang lulusan Arsitektur Universitas Parahyangan yang tidak pernah berprofesi sebagai arsitek. Menyukai fotografi dan mendalami bidang environment graphic design. Pada 2011. ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan melakukan perjalanan ke tempat - tempat baru. Begitulah yang tertulis di bagian biodata penulis pada buku Under The Southern Stars. Memiliki perhatian yang berbeda akan pandangan sesuatu secara visual.
Siapa sangka perempuan yang awalnya kukira berbau cina alias dari keturunan dari keluarga berdarah tionghoa /cina karena wajahnya yang berkata demikian tenyata berketurunan jawa dari Ngayogjakarta. Kisah - kisah perjalanan selama kurang lebih dua tahun itu sudah dituangkan dalam buku pertamanya Under The Southern Stars. Review singkat petualangannya juga dibagikan dalam website miliknya yang (sangat) patut untuk dikunjungi di nonaransel.com Jika perjalanan selama (hampir) dua tahun itu diibaratkan kuliah, bukunya itulah sebagai thesisnya.

Aku tunggu buku keduannya mbk Nidnod (review buku pertamanya menyusul).


# 03 Feby Indirani

Setiap kisah adalah perjalanan
Feby Indirani seorang Penulis,Jurnalis dan pernah meraih Anugerah Pembaca Indonesia 2010 kategori non fiksi untuk bukunya I can (not) Hear: Perjalanan Anak Tuna Rungu Menuju Dunia Mendengar . Penikmat pagi hari, perjalanan dan percakapan. Penggemar buku, film dan tidur lelap. Lebih banyak tentangnya bisa dilirik di febyindirani.com atau ocehan yang kadang penting di akun twitternya @FebyIndirani. Begitu yang kudapat dari 'About me' dalam websitenya febyindirani.com
Mbak Feby pernah di Trust Magazine, di Tempo Group kemudian di Business Week Indonesia yang sekarang ini bernama Bloomberg Businessweek Indonesia. Di acara tersebut kami mendapatkan workshop tentang travel writing dari beliau. Karena basic mbk Feby memang dari jurnalistik yang disampaikannya juga begitu gamblang. Dengan pelaksanaan latihan dasar menulis yang dipandu langsung oleh Mbk Feby.
Dalam pembahasannya tentang travel writing Ia menyampaikan dua hal dasar yang harus terus dilatih. Observasi dan Deskripsi. Observasi, bagaimana seorang penulis melihat dengan cermat, dari amat dekat, lalu menanyakan sendiri sejumlah pertanyaan dengan teliti. Observasi meliputi benda mati maupun benda hidup. Apapun yang menjadi pusat dari bahan yang akan ditulis, observasi itulah berkenaan dengan bahan tersebut.
Deskripsi membawakan gambaran, rasa dan pengalaman kepada pembaca melalui tulisan. Penggunaan metafora pun bisa efektif dan menjadikan tulisan mejadi lebih menarik asalkan esensi dari metafora itu tersampaiakan. Proses membandingkan itu esensinya adalah untuk memperjelas deskripsi yang akan disampaikan, begitu kata beliau. Ada 5 point yang disampaikan Mbk Feby untuk membuat tulisan menjadi awesome :
  • Angle yang jelas
  • Fakta yang akurat (5W + 1H)
  • Detail, detail, detail
  • memberian rasa personal, tapi pusatnya tidak berada pada diri sendiri (untuk membangun empati)
  • Menulis, menulis ulang (write, re-write)
Kebetulan tepat sebelum acara ini berlangsung Mbk Feby baru saja melakukan perjalanan ke Kawah Ijen di Banyuwangi dan sedikit cerita pun sampai kepada kami.
Menulis perjalanan, menghayati keanekaragaman, merayakan kehidupan - Feby Indirani

Menarik sekali, mengingat ini merupakan writing workshop pertama yang aku ikuti dan juga pertama kalinya dari beberapa event yang pernah diselenggarakan oleh nulisbuku.com
Yang menarik lagi, aku pertama kalinya merasakan beruntung mendapatkan hadiah buku langsung dari penulisnya - belum pernah sekalipun mengikuti acara dan mendapat hadiah bahkan hanya untuk sebuah piring cantik. Sebuah kebetulan atau tidak tak begitu mengusik. Tapi yang pasti, dari beberapa film anime yang pernah kutonton, disana mengajarkan bahwa kita dapat (setidaknya) menentukan tujuan (read : takdir) kita sendiri.


Foto bersama bersama penulis dengan buku yang diberi langsung oleh penulisnya adalah suatu honour tersendi buatku, tak peduli naif atau tidak. Biar. Paling tidak suatu saat nanti aku akan membalas foto itu dengan posisiku sebagai orang di sebelah kanan - yang memberikan buku dan pesan dalam bukunya./ad

Thanks to :
Mbk Anida Dyah
Mbk Feby
nulisbuku.com
KEHATI

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images