Ini Tentang Doa, Bukan Sepedanya

05:05

Karena mengulang doa - doa itu seperti kayuhan sepeda, suatu saat ia akan membawamu ke arah yang kamu tuju. (katanya)

Aku mendapati quote tersebut dari pemberitahuan terbaru di salah satu media sosial Path. Kalimat tersebut di lampirkan sebagai suatu pernyataan yang tertuliskan dalam format sebagai gambar atau foto. Gambar quote dengan background sephia yang agak kegelapan di setiap edge-nya. Menunjukan bahwa bukan bingkai yang harus menjadi perhatian, namun tulisan di dalamnya, tentu dengan makna yang tersirat darinya.
Namanya Radit. Bukan Raditya Dika, dimana Dia menjadi seseorang yang menarik untuk diajak ngobrol dengan banyaknya karya yang sudah ditorehkan dan pencapaian - pencapaian yang terlampaui hingga sekarang ini. Tapi Raditya N.P, aku sering memanggilnya Obit. Dia juga bukan orang biasa yang tidak sebanding jika aku bandingkan dengan seorang Radit yang sudah populer. Radit disini pernah menjadi salah satu siswa terbaik saat masanya berada di STM Pembangunan di kota Semarang. Dia juga memiliki ketrampilan teknik yang baik disertai dengan kemampuan berbahasa yang sangat baik. Sebuah kemungkinan untuk menyandingkan namanya suatu saat nanti untuk dibandingkan dengan Radit yang sudah terlebih dahulu populer.

Menarik dengan kata - kata dalam cuplikan quote tersebut, terutama bagi aku sendiri yang masih hambar dengan yang namanya doa. Bukan sebagai orang yang tidak percaya dengan apa yang sudah doa lakukan lho ya. Jadinya apa aku sekarang ini, saya sangat yakin itu berkat atas doa - doa yang selalu dipanjatkan oleh orang tua ku beserta dengan kerabat lain dan juga dari mereka yang telah mendahuluiku. Hambar karena rasanya belum jelas di dalam mulut.
Mengulang doa - doa itu seperti kayuhan sepeda. Sudah beberapa bulan ini ku kontraksikan dan ekspansikan otot - otot disekitar paha, lutut hingga sepanjang kaki ke bawah dengan tumpuan pedal sepeda. Perjalanan dari rumah tempatku tinggal menuju sebuah kantor dengan bangunan yang cukup baru meski nampak kecil, dapat ditempuh dalam waktu sepuluh menit melalui jalan tikus dengan kecepatan seorang tenaga kerja yang bangun kesiangan dengan sekejap mengguyurkan air ke seluruh badan sebagai simbol untuk suatu tindakan yang dinamakan mandi. Kurang lebih 1,5 kilometer kutempuh setiap paginya. Aku sedikit membayangkan jika disetiap tolakan kaki dengan pedal sepeda di tiap paginya dilakukan sebagai doa, berapa banyak doa yang akan aku panjatkan dan menjadi daftar dalam wishlist yang direkap oleh malaikat.
Jika dimisalkan ditiap seratus meter yang dilewati, ku tempuh dengan sepuluh kali kayuh, itu dengan menggunakan gear dengan jarak tempuh per rotasinya paling besar. Sehingga setiap pagi aku mengayuh hingga seratus lima puluh kayuh. Dengan disetiap kayuhnya memanjatkan doa, akan ada 150 doa yang terpanjatkan disetiap pagi keberangkatanku. Jadi akan ada 300 doa yang terpintakan kepada Tuhan untuk perjalanan PP yang kutempuh setiap harinya.


Sepeda warna biru langit dengan campuran cream, menjadi sepeda pertama yang pernah aku beli. Sepeda yang kini menemaniku di setiap perjalanan menyusuri jalan yang ada. Kenaikan bahan bakar minyak, baik premium maupun solar tak memiliki dampak berarti. Hanya perlu menambahkan sedikit alokasi dana untuk jajan sebagai isi ulang energi saja. Sebuah proses pembiasaan diri menggunakan sesuatu yang agak condong dengan go green, karena memang terkendala isi kantong untuk membeli kendaraan bermotor.
Suatu saat akan membawa ke arah yang kamu tuju. Seperti sepeda yang selalu mengantarkan ku ke tempat kerja yang menjadi tujuanku bangun pagi dan mengayuh sepeda di setiap paginya. Doa membawa ke arah yang di tuju. Dalam quote-nya "Karena mengulang doa - doa itu seperti kayuhan sepeda, suatu saat ia akan membawamu ke arah yang kamu tuju", Radit menekankan, "ini tentang doa, bukan sepedanya".
Ada masa dimana  kejayaan seorang raja dapat dicapai dengan jalur yang sudah pasti. Sebuah trek garis lurus keturunan yang menjadi jalan yang cukup mudah bagi seorang kerumunan anak bebek untuk melewatinya. Dengan kapasitas seperti itu akan cukup meniadakan kemungkinan - kemungkinan kecil yang hendak bergejolak. Namun ada suatu masa dimana seorang Lena Maria dapat menerbitkan sebuah buku yang begitu laris di berbagai negara di belahan dunia dan juga menjadi seniman dalam dunia entertaintment. Dan Hellen Adams Keller yang mampu melewati segala keterbatasan, mendapatkan anugerah Presidential Medal of Freedom dan berkarya dalam seni menulis dengan 12 bukunya.

Sekali lagi, ini tentang doa, bukan sepedanya./dp

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images