Tak Pasti

00:04

Kocehan menggelora di sana - sini.
Hiruk - pikuk mereka silih - berganti. Seakan tak kenal dengan apa yang dinamakan lelah.
Mengomel saja.
Tak peduli yang lain juga ikut mengeluarkan koceh masing - masing.
Semakin dicermati semakin ricuh gabungan suara mereka.
Entah apa yang masing - masing dari mereka perdebatkan.
Semuanya mengacu pada sifat kemanusiawian, dimana frekuensi suara yang mereka gunakan sama pada range untuk manusia.

Angin seketika berhembus menebarkan dedaunan kering yang sudah terlebih dahulu diacuhkan oleh tiap - tiap ranting berbeban.
Daun itu sudah kering.
Tak lagi banyak mencuri perhatian sekitar. Tak lagi menghijaukan mata dan menenteramkan gengsi.
Sudah kering menguning, bak sampah lebih tepatnya.

Sinar matahari memantul lewat keramik - keramik putih lantai tempat dimana berdiri.
Menyilaukan mata yang sebenarnya sudah terlalu sering silau dengan keduniawian yang tak kenal puas tapi fana.
Hangat pun tak lagi menjadi ukuran keberpihakan matahari pada mereka yang diklaim sebagai khalifah muka bumi.
Kenyamanan yang diharapkan itu terkadang menyengat membakar seluruh penutup kulit ari, lebam.
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images