Menulis Buat Orang Lain (1)
01:15
“Kebahagiaan terasa
lebih nyata jika bisa dibagi ke orang lain. Selalu share momen bahagiamu dengan
orang terdekat ya. Selamat pagi, cantik!”, begitu ucapnya.
Perempuan memang lebih perasa. Sehingga hubungan sesamanya juga akan
sebegitu dekat dengan kesamaan yang mereka miliki. Saling mengingatkan satu
sama lain merupakan sedikit gambaran kecil tentang hubungan mereka untuk tahu
segala hal tentang kedekatan hubungan mereka.
Dan saat mereka bersama, itu merupakan hal yang tidak mudah untuk
ditebak, apalagi untuk seorang laki – laki seperi saya yang berada bersama
keduanya.
Tak tahu apa yang sering mereka bisikan. Berupa kode
– kode rahasia sederhana yang masih saja tidak bisa saya pahami sebagai
seseorang yang seharusnya dianggap dekat dengan mereka berdua paling tidak
salah satu diantara mereka. Saat bersama mereka, selalu ada sesuatu hal yang
mereka rencanakan. Dan itu sulit untuk saya mengetahuinya. Entah saya sebagai
laki – laki yang kurang peka, atau memang itu hal yang umum untuk menghadapi
kondisi tersebut. Dan semuanya terus berjalan, mengikuti apa yang mereka
inginkan, tentunya apa yang telah mereka berdua rencanakan dengan kode- kode
rahasia khusus perempuan itu.
Dan kalian tahu? Mereka berdua begitu dekat. Hingga
saat terjadi masalah diantara keduanya, hal itu tidak nampak pada kacamata
seorang laki – laki, apalagi laki – laki itu saya sendiri. Tambah. Perempuan
sangat perasa. Saat dua perempuan yang memiliki hubungan baik, begitu dekat,
sampai tak pernah menjumpai mereka berdua tidak sejalan, mereka sangat bisa
menutupi masalah yang melingkupi antara keduanya. Meskipun hal itu tidak bisa
disembuyikan dihadapan para laki – laki, itu pasti. Dan asal tahu saja, mereka
berdua akan begitu lebih dekat setelah mereka kembali dengan menyelesaikan
masalah mereka berdua, begitu dekat.
Mengherakan.
Ada sebuah tweet
yang unik pada kronologi sebuah akun pada media sosial. "You're like a coin." "Awwww,
valuable?" "No, two faced". Entah siapa yang digambarkan
kedalam ungkapan tersebut, tentunya begitu menarik. Seperti uang receh dengan
dua sisi mukanya. Penilaian seseorang tehadap orang lain pun begitu, tidak
sepenuhnya yang mereka lihat di depan mereka dan apa yang ditunjukan di depan
mereka merupakan penilaian terhadap mereka. Lebih dari itu.
Saya tidak membahas two faced, lebih pada betapa valuable-nya
perempuan dimata seorang laki – laki. Banyak hal yang telah saya lalui bersama
dengan perempuan. Dan perempuan yang sampai sekarang selalu menjadi sandaran
hidup, penopang masa depan, penasehat tiada tanding, tempat memanja tanpa
keraguan atau pun kekhawatiran, tempat meneteskan gundah dengan bentuk tangis
yang melegakan, tempat doa – doa terpanjatkan untuknya, menjadi sesuatu yang
tidak bisa dilukiskan dengan keterbatasan hal bersifat material, beliau Ibu, mama.
Begitu bernilai hingga segala bentuk nilai tertinggi tidak cukup untuk digunaka
sebagai penilaian terhadapnya.
Sudah beberapa bulan ini tidak berjumpa dengan mama.
Hanya sempat mendengarkan suaranya lewat percakapan melalui telepon genggan
sebulan yang lalu. Mudah – mudahan beliau dalam keadaan sehat di rumah, di
kampung sana. Saya tidak terbiasa mengeluh memanja di depan beliau. Entah
mengapa. Saya selalu iri saat melihat seorang anak yang begitu manja di hadapan
ibu mereka. Berpeluk erat, menyuguhkan keresahan hatinya pada ibu, meskipun
mereka laki – laki seperti saya. Dan saya tidak seperti itu.
Mungkin karena mama terlalu tangguh bagi saya.
Sehingga untuk sekedar memanja pun, harus saya sembunyikan untuk menunjukan
bahwa anak laki – lakinya ini akan bisa menghadapi hidup yang keras ini
sebagaimana beliau pernah menghadapi hidup dengan harapan agar selalu lebih
baik untuk membalas beliau dengan sesuatu yang terbaik. Sesuatu yang sampai
sekarang belum bisa saya berikan, meskipun hanya untuk secuil.
Sebenarnya saya begitu dekat dengan mama. Selalu
ada perbincangan antara kami saat
bertemu beliau. Dan bebincang bersamanya tidak cukup satu dua jam untuk
menyelesaikannya. Sejak saya mulai belajar di jenjang sekolah menengah atas, di
kota, dengan tempat kost, pertemuan dengan beliau menjadi sesuatu yang jarang.
Barang satu minggu sekali minimal baru saya bisa kembali berjumpa dengan
beliau. Dan perjumpaan kami selalu menghasilkan review pembelajaran perjalanan hidup beliau selama ini. Dan itu
menjadi sesuatu yang menarik. Saya suka dan bangga, beliau telah menganggap
saya telah dewasa, sehingga sudah sepantasnya mendapatkan apa yang nantinya
akan saya jalani sebagai seorang laki – laki dalam keluarga.
Saat weekend akan
selalu ada kuliah pagi dan juga kuliah sore bersama dengan mama. Pagi – pagi
sebelum saya mengambil rumput untuk kambing – kambing yang menjadi peliharaan
kami selalu membuat perbincangan dengan beliau. Sembari melahap nasi sebagai menu sarapan dengan lauk seadanya,
jikalau memang ada perbincangan itu dimulai. Selalu banyak pelajaran hidup yang
beliau ceritakan tentangnya dulu, tentang kakak saya, dan bagaimana bapak
memperjuangkan keluarganya ini. Dan semua itu diharapkan bisa menjadi bekal
saya kelak dalam menjalanni hidup yang masih panjang ini.
“Dadi wong kui sing jujur, sabar, lan ikhlas”, begitu kata beliau.
***
Dari rasa sayang bisa jadi benci. Dari rasa benci
juga memunculkan rasa sayang. Keduanya saling berkaitan dan tak terpisahkan,
begitu kelihatannya. Banyak kisah – kisah manis percintaan yang harus diakhiri
dengan kebencian diantara keduanya. Entah apa yang terjadi dalam hubungan
mereka. Sebaliknya mereka yang selalu bergulat dengan kebencian diantara
mereka, menyudahi pencarian mereka akan seseorang yang masing – masing dari mereka
cari, dan itu mereka sendiri.
Entah mengapa hubungan yang begitu menarik dengan
keterikatan suatu pasangan dengan rasa sayang mereka akan berakhir dengan
kebencian yang meliputi diantara mereka. Dua sejoli dengan keharmonisan
hubungan mereka yang selalu membuat iri laki – laki maupun perempuan jomblo yang masih mencari pasangan. Kehangatan dan
keserasian yang biasa mereka pamer – pemerkan pada orang lain bahkan tidak bisa
lagi mereka tunjukan diantara keduanya. Dan itu, hufft sekali.
Rahmat sering datang dalam bentuk kesakitan,
kehilangan dan kekecewaan, jika sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya,
merupakan kata bijak dari Joseph Addison. Begitu juga dengan kebencian. Mungkin
itu merupakan salah satu perwujudan lain dari bentuk rahmat. Dan tinggal
menunggu bentuk asli dari rahmat itu, mungkin sebuah rasa sayang. Bentuk asli
yang sudah pastinya tidak akan kembali kebentuk palsunya dengan menutupi segala
kekurangan – kekurangan yang ada, tapi lebih pada bagaimana menyikapi
kekurangan yang ada dan memaksimalkan apa yang mereka punya untuk kebersamaan
mereka. Dengan begitu jalan yang masing – masing dari mereka harus lalui, kini
bisa mereka hadapi berdua dengan rasa sayang diantara keduanya.
***
“I don't know what else to do except to try to dream
of you and wonder if you are dreaming too, wherever you are.”, sebuah kutipan
film kartun kesukaan saya dulu Winnie the Pooh yang sudah dulu dikutip oleng seseorang dalam akun sosmed. Kadang merasa jenuh seakan
memiliki pengetahuan yang sangat jauh dengan orang lain. Sehingga tak tahu apa
yang harus dilakukan dan selanjutnya direncanakan untuk dilakukan. Dari hal
demikian lah rasa bosan itu muncul.
Memang hal demikian sudah sebelumnya menjadi pengisi
dalam pikiran saya. Menjalin hubungan dengan anda konsekuensi seperti itu sudah
menjadi banyak pertimbangan semenjak dulu, sejak kebosanan saat berhubungan
dengan anda mulai terasa. Dan saat dimana rasa bosan itu sudah membeludak, space hubungan yang semakin renggang
merupakan suatu hal yang sudah siap saya hadapi sejak dulu. Hanya saja saya
tidak selalu siap setiap waktu untuk menghadapi kenyataan tersebut.
Tak terhitung berapa sering anda selalu mengingatkan
dan mengharapkan saya untuk terus memperbaiki diri. Membuat masa – masa saat
anda bersama saya bisa begitu asik. Selalu menghadirkan esok – esok hari yang
tidak kalah seru dengan waktu – waktu yang terlewati bersama anda. Menciptakan
mozaik – mozaik hidup ini begitu indah dan menyuguhkan beragam hamparan
kenangan yang mungkin tak sanggup untuk seorang Andrea Hirata atau siapa pun
untuk menuliskan beberapa kronologi tentang anda bersama saya. Namun kenyataan,
saya begitu membosankan.
***
Bergaul sama yg lebih sukses akan ketemu HOW,
bergaul sama yg senasib jadinya curhat pembenaran tindakannya. Dari bergaul
itulah akan menambah setiap lini sekktor ekspansi
wawasan. Dengan semakin luasnya wawasan seseorang akan memberikan bermacam
– macam inovasi perbuatan serta tindakan yang tidak akan pernah memberikan
kesan membosankan. Dan setiap kali berhubungan dan bergaul dengan orang yang
lebih dalam beberapa hal, akan semakin menambah variasi pilihan yang bisa
dilakukan untuk hanya sekedar mendengar kata bosan. Semakin tahu luasnya alam
semesta dengan segala wawasannya sehingga pembenaran – pembenaran yang biasa
saya lontarkan dalam hati kecil saya dapat sedikit mendingin dan sedikit
mengendorkan tensi atas pembenaran tersebut.
Tidak terpikirkan sedikitpun untuk mundur karena
masalah keretakan hubungan yang membosankan. Berhenti berusaha untuk berubah
pun tidak. Hanya saja saya belum bisa memaksakan pada diri saya untuk bisa
sampai kesana. Dan saya yakin ada saatnya saya bisa sampai disana, membuat anda
bersama saya menarik, asik, seru. Tak ada lagi hal – hal yang selalu monoton. Hingga saatnya nanti rasa bosan
itu harus muncul lagi untuk mengakhiri pertemuan saya dengan anda di dunia ini.
“ Pantaskan dirimu sebelum ia pantas mendapatkanmu.
Setiap hari adalah kesempatan untuk berbuat lebih baik, kesempatan untuk
menciptakan kebaikan bagi orang-orang disekitar kita.”, merupakan kutipan dari tweet seseorang yang saya ikuti akun
sosialnya. Hal demikianlah yang selalu menjejali pikiran saya setiap kali
mengingat betapa bodohnya saya membiarkan anda terlarut dalam kebosanan untuk
sekedar menghabiskan sedikit waktu bersama saya. Dan beruntung memang hanya
sedikit pertemuan antara anda bersama saya. Mungkin dengan semakin lama anda
bersama saya, akan semakin terasa terbunuh dengan ketololan – ketololan yang yang saya lakukan dengan melibatkan
terlalu dalam anda bersama kebosanan – kebosanan yang selalu saya ciptakan.
“Its not about
how much you fail its about how many times you tried”, tapi saya sudah
tidak bisa menghitung berapa kali harus membiarkan anda larut bersama kebosanan
– kebosanan yang selalu saya hadirkan. Dan sudah tidak lagi mengacu pada
seberapa banyak yang saya lakukan atau berapa kegagalan yang mungkin tanpa
sadar sengaja saya ciptakan dengan hasil berbagai kebosanan untuk anda. Tapi
lebih pada .... Maaf, kalau saja saya
tidak membosankan seperti apa yang anda interpretasikan akan saya.
**
Padahal saya sering mendengar hal seperti dibawah
ini, dan kebetulan ada seseorang yang menulis tweet tentang itu di akun sosmednya.
“ Padahal cewek cuma minta DICARI waktu dia
tiba-tiba menghilang dan enggak ngasih kabar.”
Dan hal seperti tersebutlah yang sering saya lupakan
pada anda. Saya terlalu terpana dengan kemandirian anda, ketidakmanjaan anda
menghadapi dunia. Berbagai pengalaman anda menghadapi segala permasalahan hidup
yang kian lama semakin komplek, dan buruknya saya terlarut dalam kegigihan anda
dalam hidup. Sehingga selalu saja menjadi pandangan dalam hati kecil saya untuk
anda akan selalu lebih dibanding siri pribadi saya, lebih mandiri, lebih
tangguh, lebih berpengalaman, dan hal itu yang semakin lebih membuat saya
sangat tolol tidak bisa berbuat apa –
apa dan mungkin lebih buruk lagi.
Saya sempat mengutip tweet sederhana dari seseorang seperti ini. “ Tiap akun sosial
profile picturenya pake foto bareng pacar. Kalo udah putus pake foto
kambingnya.”, begitu mengenaskan. Mungkin hal mengenaskan itu merupakan hal
yang paling pantas yang bisa saya dapatkan setelah waktu – waktu anda menyia –
nyiakan waktu bersama saya.
“ Pahami segalanya. Demi kamu dan aku. Demi kita. Kalau
kamu mencintainya, kamu tak akan membiarkan dia kebingungan dengan jawaban
"TERSERAH!" yang kauberikan.” Hal demikian yang saya yakini sangat
tidak anda inginkan. Tapi, malah itu yang saya berikan. Dan itu tolol. Seorang laki – laki sudah pada
hakikatnya untuk menjadi seorang pemimpin yang nanatinya akan menentukan kemana
arah tujuan hidup yang akan ditempuh, bukan terserah.
Bodoh. Bodoh. Bodoh sekali.
Dan beberapa baris list lagu yang terlewati malam ini, semanis kata kangen yang begitu ingin saya sampaikan
bersama anda. Maafkan saya.
***
0 comments