Menulis Buat Orang Lain (0)

03:37


Menulis buat orang lain. Sebuah tulisan seseorang biasanya ditujukan untuk seseorang yang lain, untuk orang lain pada tepatnya. Bagaimana menulis untuk orang lain, namun hal – hal yang tertuliskan merupakan berasal dari orang lain. Tulisan yang tercipta merupakan hasil olahan dari bahan baku mentah setengah hampir jadi dari orang lain yang mungkin mereka anggap sebagai suatu yang hanya untuk mereka buang dan tak lagi berguna untuk mereka. Tulisan tersebut dipersembajhkan untuk orang lain.

Mengonsumsi satu buah apel atau buah pir sebelum menikmati santap siang memiliki potensi untuk lebih banyak menurunkan berat badan. Hal ini menjadi salah satu pilihan yang cukup menarik untuk seseorang yang sedang melakukan diet karena sudah kelebihan berat badan atau mungkin tidak sampai obesitas, namun berat badan sudah tidak masuk dalam daftar berat badan ideal dengan keadaan tubuh mereka. Hal ini mungkin bisa menjadi satu alternatif bagi saya untuk diterapkan dalam rangka mengurangi berat badan yang sudah tidak match dengan tinggi badan saya. Dengan tinggi badan yang tidak lebih dari 165 cm saya memiliki berat badan yang tidak pernah kurang dari angka 60 kg, malahan sering pada kondisi penunjukan 65 kg. Dan berdasarkan test kesehatan sederhana yang saya lakukan satu setengah tahun yang lalu, saya dinyatakan dalam kelompok latent obesity. Tidak terlalu berlebih berat badan saya, hanya  saja sudah tidak ideal dengan tinggi badan saya. Adanya usaha yang dilakukan dengan hanya melakukan penurunan berat badan yang cukup sulit atau lebih pada meninggikan tinggi badan, hal itu yang lebih saya suka, namun belum kesampaian sampai sekarang.

Mengurangi berat badan bisa diibaratkan melepaskan sesuatu yang saya miliki. Apa yang saya miliki merupakan apa – apa yang memilik arti bagi saya. Sehingga melepaskan sesuatu hal yang bersifat kepemilikan memang sangatlah membuat tidak nyaman. Begitu dengan cinta. Tere Liye dalam “Eliana” menyatakan bahwa hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati suatu cinta, semakin tulus cinta itu untuk dilepaskan. Percaya dengan cinta sejati. Jikalau itu memang cinta sejati, tidak peduli aral melntang yang harus dijumpai, cinta itu akan kembali. 

Banyak sekali para pecinta di dunia ini yang melupakan kebikasanaan sesederhana itu. Karena memang hal yang sederhana akan lebih mudah untuk seseoirang melupakannya. Mereka berpikir melepaskan merupakan sesuatu hal seperti melepas hembusan nafas dalam kawanan perokok dengan tembakau bakar mereka. Harus menghembuskan udara sebagai proses respirasi yang harus dilakukan, dan untuk menutup proses tersebut harus kembali menghirup udara sebagai pengganti udara yang dihembuskan, yang merupakan udara campuran gas dari tembakau bakar. Harus melepaskan sesuatu yang merupakan hal yang menjadi kebutuhan. Tapi harus menghadapi keadaan yang lebih sulit dengan hadirnya hal – hal yang tidak diinginkan yang lebih cenderung pada hal yang tidak comfort bagi seseorang.

Kebanyakan memilih untuk banyak membual saying I love you,  dan sangat memegang erat – erat orang yang dicintainya. Sebagaimana dengan bahan yang merupakan kumpulan materi – materi akan memiliki batasan untuk menerima gaya, daya, energi dari luar pada bahan tersebut. Dan jikalau tiba saatnya pada batasan tersebut, hal yang digegam sangat erat tersebut harus remuk sebagai reaksi atas keterikatan yang tak berbatas dan tak berdasar akan hakikat menggenggam. Menggenggam erat – erat lebih pada bagaimana harus bersiap untuk melepaskan secara tulus hal itu. Semakin erat genggaman, mengharuskan semakin besar kesiapan untuk melepaskan. 

Melepaskan merupakan akhir dari perjuangan untuk menggenggam erat. Akhir dari perjuangan untuk mempertahankan, membelenggu diri dengan segala keterikatan yang memang harus dibuat atau harus terjadi dengan sendirinya. Setelah pada tahap untuk melepaskan, tingkat ketulusan pun telah sampai pada tatanan yang lebih tinggi dan merasakan adanya suatu kebebasan. Namun perjuangan yang susah payah dilakukan tidak hanya untuk mendapatkan suatu kebebasa, lebih pada bagaiman proses untuk mengerti. Mengerti bagaimana bersikap dengan apa yang digenggam. Knowing what must do and don’t. Hingga pada saatnya proses pembelajaran pada tahap itu berakhir untuk melepaskannya.
**

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images