KEBODOHAN PART I
20:46
Malam tak kan gelap jikalau mata ini
terbutakan. Dengan karsanya, sang buta bisa menikmati malam – malam
kesendiriannya sebagai keindahan yang tak tak terbandingkan, tak terbayangkan.
Karena Aku, buta.
Kebodohan kadang muncul begitu saja. Tanpa perlu penilaian
dari orang lain tentang hal bodoh, kebodohan itu sudah masuk ke benak sebagai
kebodohan yang sangat. Bagaimana sih mengukur kebodohan itu? Bagaimana suatu
kebodohan akan dianggap penilaiannya sebagai suatu kebodohan , atau pun itu
merupakan hal yang teramat jenius.
Seringkali kebodohan diidentikan dengan suatu hal
yang mempunyai penilaian yang buruk. Sudah menjadi barang tentu untuk sebuah
nilai buruk akan dikorelasikan dengan suatu kebodohan. Karena setiap hal buruk
buruk yang terencana, terlakukan, dan menimpa bakalan diinterpretasikan sebagai
suatu tindakan kebodohan. Dan pada akhirnya kebodohan bakal nggga jauh
asumsinya dari suatu keburukan.
Kerap orang akan dengan mudah menilai suatu hal
sebagai tindak kebodohan. Tanpa perlu susah – payah untuk memikirkan hal
tersebut, penilaian akan suatu hal bodoh akan muncul begitu saja, snap cognition istilah kerenya. Dan
penilaian kebodohan seseorang pada orang lain akan lebih mudah tersampaikan.
Tanpa disadari, penilaian tersebut tidak lebih dari sekedar asumsi individu
yang subjektif.
Kebodohan sangat dengan dengan diri pribasi kita
sendiri. Bisa diibaratkan lebih dekat setelah dekatnya Tuhan dengan kita.
Sebelum orang lain menilai suatu hal sebagai kebodohan- hal yang bodoh- hal
tersebut telah mendapatkan suatu penilaian oleh pribadi diri kita masing – masing. Bahkan ekstremnya,
pribadi kita telah sudah menilai hal
tersebut sebagai kebodohan atau bukan sebelum hal atau tindakan tersebut
dilakukan. So, pada dasarnya tiap – tiap pribadi memiliki sifat interpretasi
dan evaluatif tinggi yang mendasar pada setiap pribadi. Tinggal bagaimana
pribadi tersebut menggunakan fitrah yang dimilikinya secara optimal.
Terlepas dari kebohan yang ‘bodoh’ kata dasarnya.
Kebodohan juga sangat dekat dengan kejeniusan atau kepintaran. Suatu hal,
tindakan, dan peluang yang akan, sedang, atau pun sudah terjadi akan dengan
mudah ternilai sebagai sutu kebohan atau bukan oleh tiap – tiap pribadi. Dan
sudah sewajarnya seorang penilai merupakan seorang yang expert dalam bidangnya yang memiliki tingkat kecerdasan diatas rata – rata si objek
evaluasi – jenius bagi kalangan expert. Seseorang berpeluang yang sama besarnya
untuk menilai suatu hal sebagai kebohan atau pun melakukan kebodohan tersebut.
Dengan itu terasumsikan bahwa kejeniusan tidak terlepas dari kebohan yang amat
dekat. Sesuatu kejeniusan akan menjadi suatu kebodohan dan kebodohan berpeluang
sama untuk jadi suatu yang jenius.
Sekejap bertanya, kepercayaan berlabuh sebagai
kesulitan yang tertanggung. Peduli bahkan tak mampu menjaga diri. Bahkan hanya
sekedar untuk mengucap janji. Penuh harap. Aku tak berdaya.
*kejeniusan merupakan kebodohan yang nyata-next
teks.
21 Februari 2012
0 comments