KEBODOHAN - PART 2

20:51


Saat pendengaran terdengungkan, penglihatan itu tersamarkan. Begitu banyak suara terombang, sendu. Keheningan berselimut. Dan terbangun.
Terlepas dari kebodohan yang diidentikan dengan keburukan, kebodohan itu menarik perhatian keseluruhan sumber pemikiran. Hal – hal yang sepele untuk ikut masuk terproses ke dalam komponen – komponen alat pikir pun menjadi suatu hal pemicu kesadaran akan kebedohan.
Bagaimana manusia yang diberi akal dan karsa yang tak tertandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya akan kehilangan karsanya.manusia dengan segala bentuk anugerah karsanya diberi kemampuan untuk segala bakatnya. Dengan segala karsa tanpa batas, bakat yang dihasilkan pun tanpa batas , seharusnya.
Ada suatu kemirisan dalam suatu questioner penggalian suatu bakat seseorang. Dengan suatu statement ringan yang umum digunakan, ‘Apa bakat pada diri Anda?’. Wajarnya, manusia dengan segala kesempurnaan penciptaanya, dengan akal dan karsa yang hampir tak terbatas akan dengan sangat mudah satu pertanyaan tersebut. Sayangnya hal tersebut jarang dijumpai, bahkan sekarang semakin sulit.
Banyak dari kita yang merasa tersiksa dengan suatu pertanyaan yang sederhana tentang pribadi. Suatu pertanyaan yang mestinya tidak perlu repot untuk diproses berat oleh alat pikir mahadahsyat milik kita. Ternyata tak sesederhana itu. Untuk pertanyaan sederhana tentang pribadi itu malah menguras kemampuan alat pikir kita spenuhnya. Penggalian tentang pertanyan pribadi itu- tentang bakat pribadi- terus dilakukan hingga menjalar keseluruh bagian komponen alat pikir paling mendasar. Hal itu pun tak semudah memikirkan test pelajaran eksak  yang dianggap sangat menguras yang bisa dilakukan pada segala kondisi. Untuk pertanyaan seputar pribadi membutuhkan  suatu ketenangan pribadi yang menyentuh dasar pribadi kita,, jati diri kita.
Dan kebanyakan akhirnya, statement  tersebut tak terjawab. Kita harus lebih bekerja keras untuk menilai diri sendiri. Sederhana, hanya diri sendiri.
Dalam bising bising terdengar sayup keheningan. Terhenyak menatap kerumun. Bergagas penuh arti. Terhempas hanya untuk sebuah ide, tak berkerangka. Tak berarti. Tak berguna. Tak... lebih sederhana

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images