Tempat Ini, Papua, Punya Keajaiban Sendiri

08:49














Istana Negara Selalu Menghadap Ke Timur
Anak S-E-N
234 ; 14 X 21 cm
978-979-29-1458-0
2009
CV. Andi Offset
Yogyakarta

Desta Aletea Sabarno
Dengan sihir kita bisa membuat sesuatu yang luar biasa, tapi sesuatu yang abadi hanya bisa dibuat dengan kasih.
Ini merupakan buku kedua Desta Aletea Sabarno setelah 7 Wanita Menamparku. 
Ada seratus kapal yang akan memasuki pelabihan. Jika kau diberi kuasa untuk memilih kepala pelabuhan, siapa yang akan kau pilih?orang baik atau orang pandai?
Itu adalah pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang yang memberikan surat perjanjian kontrak sebagai penasihat kepresidenan. Pertanyaan yang akan Anda tahu setelah anda membaca buku tersebut diatas.

Golden gate merupakan jembatan yang panjangnya lebih dari 1 km, kurang lebih 1280 meter panjangnya. Jembatan itu begitu terkenal dan menarik di California. Namun bukan karena kemegahan konstruksinya, melainkan tentang apa yang pernah terjadi di Golden Gate. Banyak penerbang megudara di atas Golden Gate dan menampilkan manuver - manuver yang mengagumkan baik sendirian atau berkelompok. Manuver paling hebat dilakukan di bawah Golden Gate karena butuh perhitungan dan keberanian yang berbeda dari penerbang pada umumnya. Oleh karena itu, terbang melewati kolong jembatan dilarang karena membahayakan pilot.Dan ada seorang pilot yang masih menuntut ilmu di sana yang melakukan manuver di kolong Golden Gate. Meskipun melanggar aturan,orang - orang mencatatnya sebagai sebuah manuver terbang yang terhebat. Ada yang tahu darimana pilot itu berasal?

Desta yang menjadi penasihat khusus kepresidenan ditugaskan untuk terbang ke Papua untuk mendapatkan bahan pidato Presiden di Papua. Tibalah Desta di perkampungan dalam Papua bersama Abner, Abner Nun.
Apa Anda datang dari Indonesia?, kepala kampung bertanya. Abner yang menerjemahkan pertanyaan kepala kampung.
"Apa?" , Desta mengerutkan keningnya. "Apa maksudnya? Kita kan memang sedang berada di Indonesia, katakan kepada kepala kampung kalau kita sama - sama orang Indonesia dan aku datang dari Jakarta."
"Perlu satu minggu untuk menjelaskan pada mereka kalau kita ini tinggal disebuah negara yang sama, Indonesia." kata Abner. "Esok harinya mereka akan lupa lagi, dan kita membutuhkan waktu satu minggu lagi untuk menjelaskan pada mereka kalau kita tinggal di negara yang sama, Indonesia."

Malam pun berlalu di perkampungan dalam Papua. Hari - hari pun berlalu dan Desta belum mendapatkan apapun untuk bahan pidato Presiden.
"Aku tidak tahu apa yang harus diberikan pemerintah untuk memajukan kampung pedalaman seperti ini. Seandainya aku punya ilmu sihir, tentu aku akan membuat keajaiban di tempat ini"
"Siapa yang percaya kalau di Asia Tengga ada salju? Secara geografis tempat ini sangat jauh dari kutub dan hanya memiliki dua musim, mustahil ada salju di tempat ini.",sahut Abner.
Tapi,...di puncak Jaya Wijaya sana ada salju abadi yang tetap putih di setiap musim. salju yang begitu dekat dengan khatulistiwa....sungguh keajaiban alam terbesar yang pernah ditemukan manusia. Tempat ini sudah memiliki keajaibannya sendiri, sebuah keajaiban terbesar di planet ini. Jadi, tempat ini tidak memerlukan keajaiban lagi, Bu", Abner.
"Tadi kau bilang, kalau penduduk kampung ini akan selalu lupa kalau mereka ini warga negara Indonesia?...kenapa mereka bisa lupa kalau mereka ini warga negara Indonesia?", tatap Desta kepada Abner Nun.
Mereka hanya mengingat apa yang mereka rasakan dan karena mereka tidak merasakan jadi warga negara Indonesia maka mereka akan lupa.
"Apa yang harus diberikan Indonesia agar penduduk kampung ini bisa merasa jadi orang Indonesia?".
Abner memotong pertanyaan Desta, "Indonesia tidak perlu memberikan sesuatu, tapi negara harus melakukan sesuatu agar penduduk kampung ini merasakan kalau mereka ini warga negara Indonesia"
"Apa perbedaa antara memberi dan melakukan?"
"Di India, Kalkuta yang dulunya adalah kota KESENGSARAAN menjadi kota SUKA CITA. Perubahan itu bukan karena apa yang diberikan oleh suster Theresa, tapi karena apa yang telah Theresa lakukan"
"Dimana letak perbedaan antara memberi dan melakukan?", tambah Desta.
"Kita bisa memberi dengan tanpa menyentuh objek, tapi jika kita punya keinginan untuk melakukan sesuatu maka kita harus menyentuh objek"
Kapanpun Indonesia bisa memberi lusinan bendera merah putih kepada penduduk pedalaman dengan cara mengirimnya langsung dari Jakarta, tapi lusinan bendera itu tidak ada gunanya bila tidak ada orang Indonesia yang datang ke kampung mereka untuk mengajari mereka cara memasang bendera......
 Di akhir - akhir buku, kepala penasihat yang begitu dihormati, khususnya oleh Desta meninggal dunia. Desta pupus harapan dan memutuskan untuk mengudurkan diri dari kursi penasihat khusus kepresidenan. Desta juga sempat menerobos masuk kediaman Presiden dengan beberapa kali "megatai" jajaran kepresidenan untuk menyampaikan surat. Surat yang berisi, agar Presiden menolak usulan duta kebudayaan Belanda agar petinggi - petinggi Belanda yang dulu diabadikan pada nama - nama benteng dan bangunan yang dibangun pada masa itu.
Dan usaha Desta ternyata membuahkan hasil. AKHIRNYA PENJAJAHAN BELANDA BERAKHIR, itulah yang menjadi headline koran sore di Solo. Presiden menolak untuk menggunakan nama - nama pejabat tinggi Belanda pada bangunan dan benteng dan diganti dengan nama - nama Indonesia untuk dikenang sebagai pahlawan oleh UNESCO.

Desta mendapat surat dari Presiden.
"Apa isinya Des?", tanya si pengantar surat langsung dari Presiden tersebut.
"Satu berita buruk dan satu berita sangat buruk".
"Berita buruknya?"
"Presiden menyuruhku mencari tim pengacara yang handal untuk membelaku dipengadilan karena telah melecehkan jajaran kepresidenan dengan kata 'monyet',....."
"Dan apa berita yang lebih buruk, Des?".
"Presiden akan membebaskanku dari segala tuntutan hukum dengan syarat aku mau kembali ke Istana Negara untuk menjadi...ketua penasihat kepresidenan. Ini....berita yang sangat buruk"

Desta langsung teringat akan pertanyaan yang dilayangkan oleh Yosafat,alm ketua penasihat saat akan tanda tangan kontrak, "Siapa yang harus kupilih untuk menjadi kepala pelabuhan?Orang baik atau orang pandai?'. Sekarang ini keadaan memaksaku untuk bertindak menjawab pertanyaan itu.

Tidak ada orang yang benar - benar baik di muka bumi ini, semua orang tentu telah atau pernah berbuat dosa, hanya presentasenya berbeda. Jadi orang tidak boleh bilang kepada sesama, kamu kafir karena semua orang juga kafir. Orang pandai tidak akan berdiri untuk dipilih tapi orang pandai akan memilih, bukan dipilih. Jadi kalimat 'Siapakah yang harus dipilih utnuk menjadi kepala pelabuhan, orang baik atau orang pandai' itu bukan kalimat tanya tapi kalimta perintah, karena bukan bukan orang baik dan orang pandai yang berhak menjadi kepala pelabuhan, melainkan orang yang SIAP-lah yang harus menjadi kepala pelabuhan.

...................................................................................................................................................


 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images