Pencapaian seseorang sangat berbeda dimata setiap orang yang menilainya. Pencapaian suatu prestasi dan lagi pencapaian mendapatkan kekasih alias pacar. Akan dipandang berbeda bagi tiap individu. Dan masalah jaman juga mempengaruhi padangan mereka atas dua pencapaian tadi, prestasi dan pacar. Kenapa ada kaitannya pandangan akan prestasi dan pacar ini ditiap individu dijaman yang berbeda? Karena itu yang akan coba saya bahas di sini.
Salah seorang teman OJT saya di pulau Alor disalah satu bagian perbatasan wilayah Indonesia, menunjukan sebuah gambar tautan pada sebuah social media mukabuku (red : facebook). Dimana ada dua pandangan berbeda tentang suatu pencapaian di jaman sekarang ini. Kalau tidak keliru seperti ini pernyataan di gambar tautan tersebut, " Lihat teman dapat pacar, gelisah. Lihat teman dapat prestasi, biasa aja. Anak jaman sekarang.". Kurang lebihnya seperti itu. Dan setelah saya baca pernyataan tersebut, saya 'iyakan' saja. Karena dipikir - pikir memang begitu pandangan anak jaman sekarang. Dan sekali lagi pandangan tiap individu itu berbeda, dan saya cukup sependapat dengan hal tersebut, serta hal itu tidak masalah untuk bagi Anda yang tidak sependapat dengan saya karena saya selalu menghargai pendapat setiap mereka yang memiliki pandangan, dan tentunya Anda tetap boleh melanjutkan membaca tulisan ini.
Ada dua inti pada tautan tersebut, pacar dan prestasi, seperti yang telah saya singgung sebelumnya di atas. Lihat teman dapat pacar, gelisah. Saya cukup sependapat dengan hal tersebut, dan sekali lagi pandangan tiap individu itu berbeda. Anak jaman sekarang seperti itu, akan merasa gelisah dengan teman seperjuangannya yang berhasil mendapatkan 'gebetan' baru. Apalagi untuk lelaki seumuran saya ini yang sudah kepala dua, itu sangat sensitif. Itu saya rasakan, namun gelisah disini bukan suatu kedengkian untuk merasa tidak senang di atas kebahagiaan teman sendiri. Kegelisahan disini merupakan suatu wujud dimana kesadaran untuk berpikir kearah menjalin suatu hubungan yang lebih serius mulai ada. Dan semakin lama akan semakin menghantui, khususnya untuk mereka para jomblowan dan galauners.
Dan berbicara masalah pencapaian, prestasi tidak akan lepas darinya. Lihat teman dapat prestasi, biasa aja. Mungkin banyak orang yang tidak sependapat dengan hal ini, namun I do, dan satu hal lagi pandangan setiap individu itu berbeda - beda dan itu sangat diterima dimana pun, khususnya oleh saya. Masih banyak anak - anak jaman sekarang ini yang masih sangat kompetitif, mereka akan sangat menggebu - gebu untuk bersaing mendapatkan prestasi sebaik mungkin. Dan jika lihata teman mereka mendapat prestasi, mereka akan merasakan kegelisahan yang sama seperti saya melihat teman mendapat 'gebetan' baru. Dan itu masih sangat banyak di jaman sekarang ini. Hal itu sangat bagus, karena akan selalu membuat suatu challenge disetiap suatu hal, dimana perjuangan menggebu - gebu itu akan terbayarkan dengan suatu pencapaian prestasi, bagi mereka yang mendapatkan prestasi tersebut. Bagi yang belum mendapatkan prestasi, perjuangan menggebu mereka adalah kepuasan tersendiri sebagai suatu prestasi mereka itu pandangan saya akan mereka, dan ingat pandangan tiap individu itu berbeda, so, Anda sangat diijinkan untuk melanjutkan membaca tulisan ini.
Namun bagi saya sangatlah berbeda. Saya belum bisa tampak menggebu - gebu untuk memerjuangkan suatu prestasi bersaing dengan teman - teman disekeliling saya. Bukan menjadi suatu yang tampak 'emergency' bagi saya untuk bersaing dengan mereka. Mungkin karena tipikal saya seperti tautan tersebut diatas, dimana ' lihat teman dapat prestasi, biasa saja.'. Dan, ya, saya cukup sependapat dengan hal itu. Karena pandangan saya akan prestasi adalah sebagai suatu rejeki dari Tuhan. Dan setiap individu sudah diatur masing - masing tentang rejekinya oleh Tuhan.
Sekali lagi, setiap orang selalu dan berhak memiliki pandangan yang berbeda tentang segala hal salah satunya pandangan akan suatu pencapaian. Keragaman pandangan inilah yang saya pelajari dan nikmati selama ini. Tetap memiliki pandangan, tetap berprestasi dan tetap mencari pasangan hidup untuk mengarungi keragaman dunia ini.
it's not about what you see, how everyone is seeing
Salah seorang teman OJT saya di pulau Alor disalah satu bagian perbatasan wilayah Indonesia, menunjukan sebuah gambar tautan pada sebuah social media mukabuku (red : facebook). Dimana ada dua pandangan berbeda tentang suatu pencapaian di jaman sekarang ini. Kalau tidak keliru seperti ini pernyataan di gambar tautan tersebut, " Lihat teman dapat pacar, gelisah. Lihat teman dapat prestasi, biasa aja. Anak jaman sekarang.". Kurang lebihnya seperti itu. Dan setelah saya baca pernyataan tersebut, saya 'iyakan' saja. Karena dipikir - pikir memang begitu pandangan anak jaman sekarang. Dan sekali lagi pandangan tiap individu itu berbeda, dan saya cukup sependapat dengan hal tersebut, serta hal itu tidak masalah untuk bagi Anda yang tidak sependapat dengan saya karena saya selalu menghargai pendapat setiap mereka yang memiliki pandangan, dan tentunya Anda tetap boleh melanjutkan membaca tulisan ini.
Ada dua inti pada tautan tersebut, pacar dan prestasi, seperti yang telah saya singgung sebelumnya di atas. Lihat teman dapat pacar, gelisah. Saya cukup sependapat dengan hal tersebut, dan sekali lagi pandangan tiap individu itu berbeda. Anak jaman sekarang seperti itu, akan merasa gelisah dengan teman seperjuangannya yang berhasil mendapatkan 'gebetan' baru. Apalagi untuk lelaki seumuran saya ini yang sudah kepala dua, itu sangat sensitif. Itu saya rasakan, namun gelisah disini bukan suatu kedengkian untuk merasa tidak senang di atas kebahagiaan teman sendiri. Kegelisahan disini merupakan suatu wujud dimana kesadaran untuk berpikir kearah menjalin suatu hubungan yang lebih serius mulai ada. Dan semakin lama akan semakin menghantui, khususnya untuk mereka para jomblowan dan galauners.
Dan berbicara masalah pencapaian, prestasi tidak akan lepas darinya. Lihat teman dapat prestasi, biasa aja. Mungkin banyak orang yang tidak sependapat dengan hal ini, namun I do, dan satu hal lagi pandangan setiap individu itu berbeda - beda dan itu sangat diterima dimana pun, khususnya oleh saya. Masih banyak anak - anak jaman sekarang ini yang masih sangat kompetitif, mereka akan sangat menggebu - gebu untuk bersaing mendapatkan prestasi sebaik mungkin. Dan jika lihata teman mereka mendapat prestasi, mereka akan merasakan kegelisahan yang sama seperti saya melihat teman mendapat 'gebetan' baru. Dan itu masih sangat banyak di jaman sekarang ini. Hal itu sangat bagus, karena akan selalu membuat suatu challenge disetiap suatu hal, dimana perjuangan menggebu - gebu itu akan terbayarkan dengan suatu pencapaian prestasi, bagi mereka yang mendapatkan prestasi tersebut. Bagi yang belum mendapatkan prestasi, perjuangan menggebu mereka adalah kepuasan tersendiri sebagai suatu prestasi mereka itu pandangan saya akan mereka, dan ingat pandangan tiap individu itu berbeda, so, Anda sangat diijinkan untuk melanjutkan membaca tulisan ini.
Namun bagi saya sangatlah berbeda. Saya belum bisa tampak menggebu - gebu untuk memerjuangkan suatu prestasi bersaing dengan teman - teman disekeliling saya. Bukan menjadi suatu yang tampak 'emergency' bagi saya untuk bersaing dengan mereka. Mungkin karena tipikal saya seperti tautan tersebut diatas, dimana ' lihat teman dapat prestasi, biasa saja.'. Dan, ya, saya cukup sependapat dengan hal itu. Karena pandangan saya akan prestasi adalah sebagai suatu rejeki dari Tuhan. Dan setiap individu sudah diatur masing - masing tentang rejekinya oleh Tuhan.
Sekali lagi, setiap orang selalu dan berhak memiliki pandangan yang berbeda tentang segala hal salah satunya pandangan akan suatu pencapaian. Keragaman pandangan inilah yang saya pelajari dan nikmati selama ini. Tetap memiliki pandangan, tetap berprestasi dan tetap mencari pasangan hidup untuk mengarungi keragaman dunia ini.
it's not about what you see, how everyone is seeing